Rabu, 02 Mei 2012

Cerita mistis Antu Berasuk di Belitung

Pelanduk atau Kancil ilmiahnya Tragulus javanicus adalah hewan menyusui mamalia sebangsa kijang yang kecil tubuhnya. Pelanduk adalah spesies rusa berkuku genap dari keluarga Tragulidae. Pada ukuran dewasa ukurannya sama dengan kelinci. Pelanduk berhabitat di hutan hujan tropis Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Jika dicapkan dalam logat Bahasa Melayu Belitong menjadi “Pelandok”.
Antu Berasuk – diucapkan dalam logat bahasa Melayu Belitung – adalah sosok hantu yang berburu Kancil atau Pelanduk dan Kijang di hutan, sosok hantu ini juga memiliki anjing yang dipergunakan untuk membantunya dalam menangkap hewan-hewan tersebut. Cerita ini ada di Belitung dan telah menjadi cerita yang benar-benar dimasukkan kedalam jiwa bagi para pemburu pelanduk dan kancil. Ada kemungkinan juga di daerah anda juga ada cerita yang mirip-mirip seperti cerita yang saya posting ini. Konon cerita asalnya Antu Berasuk ini adalah seorang manusia juga seperti kebanyakan manusia normal lainnya. Namun sesuatu dan lain hal sepertinya telah mengubahnya menjadi sosok hantu. Suatu ketika saat hantu ini masih menjadi sosok manusia, dia memiliki seorang istri yang sedang hamil. Dan tentu saja saat sedang menjalani kehamilan, sang istri dari pria itupun mengidam. Disinilah miskomuniskasi antara suami dan istri dimulai. Sang istri yang sedang mengidam, menceritakan keingginannya pada sang suami bahwa dia menginginkan (ngidam) pelanduk bunting laki. Maksudnya disini adalah istri meminta suaminya untuk berburu pelanduk betina yang sedang mengandung anak jantan. Namun ternyata yang dipersepsikan oleh sang suami adalah pelanduk jantan yang sedang mengandung. Karena telah tahu bahwa keinginan mengidam setiap wanita yang hamil adalah harus secepatnya dipenuhi, maka tidak ayal lagi pada malam harinya sang suami pergi berburu kehutan dengan ditemani oleh anjing peliharaannya. Setelah sampai dihutan sang suami pun berburu. Namun alangkah kecewanya dia saat Beberapa banyak pelanduk hasil buruannya adalah pelanduk betina yang sedang hamil. Sedangkan yang diinginkannya adalah pelanduk jantan yang sedang hamil. Dia terus mencari dan mencari namun tidak kunjung ditemukan pelanduk jantan yang sedang mengandung. Diambang rasa frustasinya adalah semenjak hari dimana dia meninggalkan rumah beserta istrinya yang sedang ngidam karena hamil, dia terus mencari dan tidak pernah pulang semenjak saat itu. Dan disinilah konon katanya menurut cerita yang sudah diwariskan turun-temurun pada kalangan masyarakat Belitung, dia berubah menjadi hantu yang bagi masayarakat Belitung dikenal dengan Antu Berasuk. Tidak Cuma dia yang berubah menjadi hantu, anjing yang menyertainya juga ikut berubah menjadi hantu. Bagi para pemburu di Pulau Belitung, cerita yang tidak masuk akal ini benar-benar telah tertanam dalam otak dan hati mereka terhadap kehati-hatian saat berburu pelanduk dihutan. Cerita yang sudah turun terumurun ini oleh kalangan orang-orang tua dari dulunya telah memberikan penanggalan-penanggalan penting saat hendak berburu pelanduk dihutan. Misalnya tanggal 14-15 pada tiap bulannya dimana pada tanggal tersebut adalah purnama raya. Efektif berburu hewan tersebut adalah memang malam hari. Tidak Cuma tanggal tersebut yang dilarang, tanggal 16-17 dan 29-30 juga merupakan tanggal yang sanggat dianjurkan untuk tidak kehutan dan berburu pelanduk. Kenapa dengan semua tanggal tersebut? Tidak ada jawaban ilmiahnya, namun yang pasti berdasrkan cerita turun temurun, tanggal-tanggal tersebut adalah dimana kemunculan Antu Berasuk menampakkan diri. Artinya dia juga sedang berburu guna mencari pelanduk jantan yang sedang hamil seperti yang dijelaskan diatas. Beberapa kejadian-kejadian ganjil berselimut mistis yang dialami oleh para pemburu-pemburu pelanduk saat mereka berburu. Beberapa diantaranya adalah: 1. Yang pertama, saat pelanduk telah terkena tembakan senapan angin para pemburu, namun saat dicari tidak ada pelanduk yang tergeletak terkapar. Yang ada hanyalah ceceran darah. 2. Hal ganjil kedua adalah, dimana saat pelanduk yang telah tertembak dan ditangkap untuk siap-siap disembelih, tiba-tiba tidak tahu entah dari mana dantangnya sesiur angin berhembus seperti desingan saat kita mengayunkan pedang membelah udara kosong yang terdengar didepan para pemburu yang sedang memegangi pelanduk yang sudah tertangkap, begitu dilihat kepala pelanduk tersebut sudah berpisah dari lehernya. Padahal pihak pemburu sama sekali tidak/ belum menyembelihnya. 3. Hal ganjil yang ketiga adalah, kejadian ini sering dialami oleh Beberapa pemburu, namun tidak semua pemburu yang mengalaminya yaitu saat tiba masuk kehutan rimba, hutan rimba tersebut terasa teduh, hening, senyap bahkan tidak terdengar sama sekali desahan hembusan angina yang membuat dedaunan bergerak. Semuanya menjadi diam. 4. Hal ganjil yang selanjutnya adalah apabila pemburu mengikutsertakan anjingnya untuk berburu, seolah-olah ada kemunculan Antu Berasuk, anjing yang galak atau aktif sekalipun akan berlari dan mengampiri tuannya dengan bersembunyi dibalik betis tuannya dengan posisi ekor yang menguncup dan masuk kedalam selangkangan anjing tersebut. Mungkin bagi sang anjing ini adalah sebuah ketakutan yang luar biasa terhadap sesuatu. Perlu juga diketahu bahwa anjing (dan hewan lainnya) adalah mahluk yang sangat peka sekali, terutama terhadap hal-hal yang tidak terlihat oleh mata manusia. Konon katanya Antu Berasuk tersebut sering mengawasi penduk dari ketinggian yang paling tinggi, misalnya dari puncak batang pohon yang paling tinggi. Sedangkan saat anjingnya mengeluarkan suara menyalak, seisi rimba semuanya diam, hening, senyap. Tidak ada desau angin yang berhembus, suara jangkrik atau jenis binatang malam pun tidak ada. Semuanya sepi hening senyap!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar